Bab I
Pendahuluan
Latar
Belakang
Masyarakat di berbagai sektor di belahan dunia
mana pun saat ini sedang mempersiapkan diri atas kedatangan Revolusi Industri
4.0. Persiapan itu meliputi aktivitas untuk penyesuaian dan mengatur strategi.
Sebab, hadirnya era revolusi industri 4.0 akan memberikan dampak besar bagi
kehidupan masyarakat di berbagai sektor. Perubahan itu dapat dilihat pada cara
kerja, pola pikir, sistem digital yang diaplikasikan, kecepatan mendapatkan
hasil berkualitas, dan sebagainya. Maka, kehadirannya harus dijawab dengan kesiapan
sumber daya manusia untuk unggul pada berbagai sektor.
Orientasi pada hasil dan berdampak merupakan output yang diharapkan di era ini. Cara kerja juga harus berubah. Jika tidak, tentu akan mengalami ketinggalan dan tidak mampu bersaing dalam menampilkan yang terbaik. Revolusi Industri 4.0 memang memberikan tantangan menarik sekaligus memberikan peluang untuk menciptakan cara baru, sistem baru, dan budaya baru dalam kehidupan. Cara kerja ala 4.0 harus dikelola dengan baik dan mampu menghasilkan output yang diinginkan sesuai perencanaan yang dibuat. Dampak kehadiran Revolusi Industri 4.0 akan tampak jelas pada sektor industri maritim.
Sektor industri maritim saat ini sedang menata diri untuk menyambut kedatangan Revolusi Industri 4.0. Kesiapan industri maritim dalam menata sumber daya manusia dan infrastruktur teknologi informasi tampak di beberapa titik di negeri ini. Bentuk kesiapan inilah yang akan memengaruhi kekuatan persaingan di era global. Bagi yang tidak siap, maka jelas akan berdampak negatif terhadap keberlangsungan industri tersebut.
Saat era Revolusi Industri 1.0 dimulai, jelas sekali betapa pada Revolusi Industri 1.0 telah mampu membawa perubahan. Saat itu tenaga manusia dan hewan terganti dengan kemunculan mesin uap sekitar abad 18. Kondisi ini tercatat sejarah bahwa sektor perekonomian mampu terangkat secara spektakuler saat itu.
Kemudian pada era Revolusi Industri 2.0, telah terjadi era yang mengejutkan dengan munculnya teknologi pembangkit tenaga listrik. Pada era ini memiliki dampak dengan kemunculan mobil, pesawat terbang, pesawat telepon, dan sebagainya yang mampu mengubah wajah dunia secara dramatis dan mengejutkan. Saat itu masyarakat di dunia sangat menyambut hangat perubahan dan menikmatinya dengan gegap gempita.
Selanjutnya, era Evolusi Industri 3.0 hadir di dunia dengan datangnya teknologi komputer, internet, serta digital yang telah mampu memberi warna beda dan maju dunia. Bahkan mampu mengubah gaya hidup seseorang, cara kerja, dan pola pikir dalam menyelesaikan masalah.Kehadiran revolusi industri ketiga bahkan tidak hanya mampu mengubah dunia industri, namun juga mengubah budaya dan habit generasi secara mendasar dan menyeluruh. Kehadiran revolusi industri keempat atau yang lebih dikenal dengan era industri 4.0 ini diwarnai atau ditandai dengan hadirnya teknologi komputer super serta intelegensi artifisial atau kecerdasan buatan. Pada era ini tentu akan banyak pekerjaan hilang dan digantikan dengan robot atau kecerdasan buatan.
Orientasi pada hasil dan berdampak merupakan output yang diharapkan di era ini. Cara kerja juga harus berubah. Jika tidak, tentu akan mengalami ketinggalan dan tidak mampu bersaing dalam menampilkan yang terbaik. Revolusi Industri 4.0 memang memberikan tantangan menarik sekaligus memberikan peluang untuk menciptakan cara baru, sistem baru, dan budaya baru dalam kehidupan. Cara kerja ala 4.0 harus dikelola dengan baik dan mampu menghasilkan output yang diinginkan sesuai perencanaan yang dibuat. Dampak kehadiran Revolusi Industri 4.0 akan tampak jelas pada sektor industri maritim.
Sektor industri maritim saat ini sedang menata diri untuk menyambut kedatangan Revolusi Industri 4.0. Kesiapan industri maritim dalam menata sumber daya manusia dan infrastruktur teknologi informasi tampak di beberapa titik di negeri ini. Bentuk kesiapan inilah yang akan memengaruhi kekuatan persaingan di era global. Bagi yang tidak siap, maka jelas akan berdampak negatif terhadap keberlangsungan industri tersebut.
Saat era Revolusi Industri 1.0 dimulai, jelas sekali betapa pada Revolusi Industri 1.0 telah mampu membawa perubahan. Saat itu tenaga manusia dan hewan terganti dengan kemunculan mesin uap sekitar abad 18. Kondisi ini tercatat sejarah bahwa sektor perekonomian mampu terangkat secara spektakuler saat itu.
Kemudian pada era Revolusi Industri 2.0, telah terjadi era yang mengejutkan dengan munculnya teknologi pembangkit tenaga listrik. Pada era ini memiliki dampak dengan kemunculan mobil, pesawat terbang, pesawat telepon, dan sebagainya yang mampu mengubah wajah dunia secara dramatis dan mengejutkan. Saat itu masyarakat di dunia sangat menyambut hangat perubahan dan menikmatinya dengan gegap gempita.
Selanjutnya, era Evolusi Industri 3.0 hadir di dunia dengan datangnya teknologi komputer, internet, serta digital yang telah mampu memberi warna beda dan maju dunia. Bahkan mampu mengubah gaya hidup seseorang, cara kerja, dan pola pikir dalam menyelesaikan masalah.Kehadiran revolusi industri ketiga bahkan tidak hanya mampu mengubah dunia industri, namun juga mengubah budaya dan habit generasi secara mendasar dan menyeluruh. Kehadiran revolusi industri keempat atau yang lebih dikenal dengan era industri 4.0 ini diwarnai atau ditandai dengan hadirnya teknologi komputer super serta intelegensi artifisial atau kecerdasan buatan. Pada era ini tentu akan banyak pekerjaan hilang dan digantikan dengan robot atau kecerdasan buatan.
Bab
II
Pembahasan
Lele
merupakan jenis ikan yang digemari, dengan rasa yang lezat, daging empuk, duri
teratur dan dapat disajikan dalam berbagai macam menu masakan. Selain itu Lele
juga memiliki harga yang murah, sehingga ikan lele dapat dinikmati oleh semua
kalangan.
Konsumsi ikan
lele pada beberapa tahun terakhir ini semakin meningkat.Kalau dahulu ikan lele
dipandang sebagai ikan murahan dan pada umumnya hanya dikonsumsi oleh keluarga
petani saja, sekarang ternyata konsumennya makin meluas. Rasa dagingnya yang khas dan cara memasak dan
menghidangkannya yang secara tradisional itu ternyata sekarang
mejadi kegemaran masyarakat luas. Bahkan banyak restoran besar yang
menghidangkannya.Oleh karena itu, harga ikan lele meningkat.Hal itu telah
menjadi perangsang bagi petani ikan untuk membudidayakan ikan lele secara
intensif.
Sekarang
berhubungan para petani terdorong untuk memproduksi lele lebih banyak, maka
teknik pemeliharaannya pun ditingkatkan. Kolam yang dipergunakan lebih luas,
walaupun masih berupa kolam pekarangan. Airnya diusahakan dari air irigasi yang
memungkinkan adanya pergantian air, sehingga kondisinya lebih segar. Dalam
suasana air yang segar, pertumbuhan ikan lele menjadi lebih cepat.
Berhubungan
pengembangan yang intensif bagi pemeliharaan ikan lele ini baru dalam tingkat
permulaan, maka produksi benih maupun ikan konsumsi masih rendah. Untuk itu
perbaikan-perbaikan teknis terus menerus perlu dilakukan baik oleh para petani
sendiri maupun oleh lembaga-lembaga pemerintah. Perbaikan teknis itu akan
meliputi segala aspek budidaya seperti kontruksi kolam, mutu air,makanan
tambahan, pemupukan pemberantasan hama dan penyakit, bahkan telah mulai
diteliti cara pemijahan dengan rangsangan hormon. Hasil penelitin-penelitian
tersebut diharapkan sekali untuk dapat dipraktekkan.
Jenis – jenis Ikan Lele
Di Indonesia ada 6 jenis
lele yang dapat dikembangkan, yaitu :
1. Clarias
batrachus, dikenal sebagai ikan lele (Jawa), ikan kalang (Sumatera
Barat), ikan maut (Sumatera Utara), dan ikan pintet (Kalimantan Selatan).
2. Clarias
teysmani,
dikenal sebagai lele Kembang (Jawa Barat), Kalang putih (Padang).
3) Clarias
melanoderma, yang dikenal sebagai ikan duri (Sumatera Selatan), wais
(Jawa Tengah), wiru (Jawa Barat).
4) Clarias nieuhofi,
yang dikenal sebagai ikan lindi (Jawa), limbat (Sumatera Barat), kaleh
(Kalimantan Selatan).
5) Clarias
loiacanthus, yang dikenal sebagai ikan keli (Sumatera Barat), ikan penang
(Kalimantan Timur).
6) Clarias
gariepinus, yang dikenal sebagai lele Dumbo (Lele Domba), King cat fish,
berasal dari Afrika.
Lahan dan Air
Lahan untuk
tempat kolam pemeliharaan induk ikan lele, berukuran kira-kira luas 4 x 2
meter. Dinding kolam dibuat dari beton yang permukaannya licin. Dasar kolam
boleh dari tanah, tetapi sebaiknya di beton. Maksudnya agar tidak timbul
lubang-lubang bocor yang mengakibatkan ikan lele itu lolos. Supaya ikan lele
tidak lolos terutama pada waktu turun hujan, sebaiknya di atas kolam di beri
jaring selebar ukuran kolam tersebut. Pada kolam ikan lele, terdapat dua
saluran yaitu saluran untuk memasukkan air dan untuk menguras air. Saluran ini,
biasa disebut dengan sistem sirkulasi air.
Kolam tempat
pemeliharaan ikan lele tersebut, sebaiknya berada di ruang tertutup. Agar air
hujan tidak dapat masuk ke dalam kolam. Jika air hujan masuk ke dalam kolam,
air kolam menjadi asam, sehingga mengakibatkan ikan-ikan di dalam kolam
tersebut stres dan juga dapat mengakibatkan ikan tersebut mati. PH air
kolam untuk ikan lele yang baik atau normal yaitu sekitar 7.
Pipa
pemasukan air dalam kolam dapat terbuat dari paralon, supaya pelarutan udara
dalam air cukup baik dan memberi kesegaran pada ikan-ikan lele tersebut.
Kematangan Induk
Kematangan
induk dilihat dari kelamin pada ikan. Untuk ikan lele jantan, berbentuk
berbentuk panjang dan lonjong. Sedangkan untuk ikan lele betina,berbentuk
bulat, perutnya besar dan keras. Ciri ikan lele yang sudah matang di lihat dari
pergerakan ikan lele tersebut, yaitu pergerakannya lemah dan jalannya lambat.
Kematangan induk ikan lele masa-masa produktif sekitar 1,5-2 tahun.
Induk jantan:
- Alat
kelamin tampak jelas meruncing
- Perutnya
tetap ramping, jika perut di urut (ditekan pelan-pelan) akan keluar spermanya
- Tulang
kepala lebih mendatar, dibanding dengan betina
- Jika
warna warna dasar badannya hitam (gelap), warna itu menjadi lebih gelap dari
pada biasanya
Induk betina :
- Alat
kelamin bentuknya bulat dan kemerahan lubangnya agak membesar
- Tulang
kepala agak cembung
- Gerakannya
lambat
- Warna
badannya lebih cerah dari biasanya
Induk-induk ikan lele biasanya tak selalu
memijah serentak, oleh karena itu calon-calon jnduk yang telah terpilih di
pelihara beberapa pasang di dalam satu kolam supaya masing-masing dapat memilih
sendiri mana yang cocok dan siap memijah pada waktu yang bersamaan.
Pakan
Setelah
telur-telur ikan lele menetas, kolam yang mengandung telur harus di sirkulasi.
Setelah 3-5 hari ikan lele menetas, maka benih ikanlele ini baru bisa di beri
makan.Makanannya berupa cacing sampai berumur 12 hari.
Setelah
berumur 12 hari atau lebih, ikan lele tidak lagi diberi makan cacing, namun
sudah harus diberi makan pf-500. Setelah 2 minggu, ikan lele di seleksi.
Sebelum seleksi dilakukan, siapkan tempat untuk pendederan.Setelah tempat
pendederan disiapkan, tempat tersebut diisi air, yang kemudian di endapkan,
agar PH air baik.Setelah pendederan dilakukan, ikan lele diberi makan pf-800.
Ciri-ciri ikan lele setelah dilakukan pendederan biasanya diameter kepalanya
berukuran sekitar 10 cm.
Ikan lele yang berada dikolam, tiap 2
minggu sekali harus diseleksi, agar didapatkan ikan lele yang baik
dan sesuai keinginan. Ikan lelediberi pakan tiap 4 kali sehari. Setelah 1bulan,
ikan lele bisa langsung dilanjutkan ke tahap pembesaran. Jika waktu ikan lele
diberi pakan cacing ada kendala, misalnya kesulitan mendapatkan cacing sebagai
makanana ikan lele, maka dibutuhkan waktu satu setengah bulan lagi, untuk
memindahkan ikan lele ke tempat pembudidayaan. Jika ada hambatan pakan pada
waktu ikan lele sudah berumur lebih dari 12 hari,maka dibutuhkan waktu 2 bulan
lagi untuk melanjutkan pada tahap pembesaran.
Bab
III
Penutup
Kesimpulan
Lahan untuk
tempat kolam pemeliharaan induk ikan lele, berukuran kira-kira luas 4 x 2
meter. Pada kolam ikan lele, terdapat dua saluran yaitu saluran untuk
memasukkan air dan untuk menguras air. Saluran ini, biasa disebut dengan sistem
sirkulasi air.
PH yang cocok
bagi air kolam untuk ikan lele yang baik atau normal yaitu sekitar 7. pH air
yang baik ini, biasanya didapatkan dengan cara, terlebih dahulu air yang telah
diisi ke kolam, diendapkan selama beberapa hari sampai pHnya mencapai
7.Sebaiknya air yang dipakai adalah air dari sungai yang jernih , tidak
tercemar atau air dari sumber.
Kematangan
induk ikan lele dapat dilihat dari kelaminnya. Untuk ikan lele jantan,
berbentuk berbentuk panjang dan lonjong. Pada saat ikan lele sudah matang untuk
melakukan pemijahan, alat kelaminnya semakin tampak jelas meruncing dan apabila
perutnya ditekan maka akan keluar spermanya.
Sedangkan
untuk ikan lele betina,berbentuk bulat, perutnya besar dan keras.Apabila telah
siap untuk memijah, maka alat kelaminnya yangberbentuk bulat berubah warnanya
menjadi kemerahan dan lubangnya agak membesar, dan juga dapat dilihat dari
pergerakannya yang semakin lambat.
Setelah
3-5 hari ikan lele menetas, maka benih ikanlele ini baru bisa di beri
makan.Makanannya berupa cacing sampai berumur 12 hari.Setelah berumur 12 hari
atau lebih, ikan lele tidak lagi diberi makan cacing, namun sudah harus diberi
makan pf-500.
Setelah
berumur 2 minggu ikan lele diseleksi,dan sebelum diseleksi dilakukan pendederan
terlebih dahulu. Setelah pendederan dilakukan, ikan lele diberi makan pf-800
hingga ikan lele siap melanjutkan ke tahap pembesaran.
Daftar Pustaka
(Kamus Besar Bahasa Indonesia,
2000:1270).
Perpustakaan Universitas
Pekalongan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar